Selama ini isu irit BBM selalu menghantui pemilik mobil. Beberapa orang tidak peduli, beberapa orang lainnya berusaha mencari celah untuk menghemat BBM. Beragam cara dipakai, termasuk menggunakan produk penghemat BBM yang banyak beredar di pasaran.
Padahal, ada cara sederhana guna menghemat penggunaan BBM. Dan semua bermuara pada hal-hal sederhana yang kerap dilupakan oleh pemilik mobil. Nah, dengan menyisihkan waktu sejenak, Anda dapat belajar ‘menabung’ konsumsi BBM sedikit demi sedikit. Lantas, apa saja yang harus Anda perhatikan?
Balancing
Ban adalah ujung tombak mobil dalam upaya mengirit konsumsi BBM. Nah, karena sebab tertentu, ban bisa saja mengalami kondisi unbalance. Getaran yang dihasilkan jelas mengurangi kenyamanan berkendara. Anda pun harus menekan pedal gas lebih dalam agar kecepatan mobil melampaui zona getaran tersebut.
Alhasil, Anda tak bisa mengatur irama berkendara dengan baik dan cenderung agresif saat menekan pedal gas. Selain itu, mesin butuh kekuatan ekstra ketika memutar ban yang bergetar. Sedikit banyak akan menaikkan konsumsi BBM.
Wheel Alignment
Sudut keselarasan roda sangat mempengaruhi kinerja ban. Sudut ban yang tidak sesuai standar pabrikan membuat Anda sulit untuk mengarahkan kemudi di jalan. Akibatnya, Anda ‘dipaksa’ untuk menekan pedal gas lebih dalam supaya putaran ban tidak terhambat dan selaras kemauan pengemudi.
Bisa dipastikan, konsumsi BBM pun turut bertambah. Lakukan balancing dan wheel alignment secara rutin untuk membuat ban bisa tetap bergulir dengan lancar.
![]() |
![]() |
![]() |
Wheel alignment membuat mobil melaju hemat BBM |
Ibarat manusia bernafas, mesin juga membutuhkan kualitas udara yang memadai agar dapat melakukan pembakaran dengan baik. Kotoran seperti debu dapat membuat pembakaran berlangsung tidak sempurna. Selain itu, kotoran juga dapat menempel pada saluran menuju ruang bakar, bahkan sampai menyumbatnya. Kotoran adalah musuh utama mesin.
Ujung-ujungnya adalah mesin lebih boros karena menurunnya performa dan pengemudi cenderung menekan pedal gas lebih dalam sebagai kompensasi tereduksinya tenaga. Itulah mengapa filter udara begitu berperan dalam menghemat konsumsi BBM. Pastikan untuk selalu menggantinya sesuai dengan petunjuk pabrikan. Hal serupa juga berlaku bagi filter BBM dan oli sebagai penunjang kerja mesin.
Tekanan Angin Ban
Berapa tekanan angin ban paling pas? Mudah, sesuaikan saja dengan rekomendasi pabrikan yang biasa tertera di pintu pengemudi.
Bagaimana kalau lebih? “Logikanya, ban dapat menggelinding dengan lebih mudah karena hambatan gelindingnya semakin rendah. Tapi saat berbelok, justru butuh tambahan tenaga mesin karena ban cenderung bergerak lurus,” ungkap Zulpata Zainal, Proving Ground Manager PT Bridgestone Indonesia.
Tekanan angin ban kurang sudah pasti membuat konsumsi BBM boros karena mesin butuh tenaga ekstra untuk memutar ban. Kami pernah membuktikannya dengan menguji tekanan angin sesuai rekomendasi dan lebih kempis 10 psi. Hasilnya adalah ban kempis lebih boros sekitar 2 km/l.
“Yang terbaik adalah sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Selain membantu menghemat konsumsi BBM juga menjaga keselamatan berkendara,” tegas Zulpata.
Bukan menganjurkan Anda untuk tidak menggunakan AC, tapi kinerja pendingin kabin mempengaruhi konsumsi BBM. Seiring waktu, performa pendingin kabin bisa saja menurun. Akibatnya, kerja AC dalam menjaga kesejukan kabin pun tidak bisa maksimal.
Tanpa sadar kita banyak menyalahkan kondisi cuaca yang semakin panas. Tidak salah memang, tapi itu mendorong Anda untuk terus memaksimalkan kinerja AC. Alhasil, sistem pendingin ‘dipaksa’ bekerja penuh. Padahal AC membebani kerja mesin. Mesin pun jadi bekerja ekstra guna memenuhi tuntutan AC.
Belum lagi berkaitan dengan masalah pada AC itu sendiri. Seperti freon yang berkurang, saluran bocor, atau yang parah seperti kerusakan pada bearing. Masalah tersebut akan langsung berdampak pada mesin.
Pemilihan BBM
Cara paling sederhana dalam menghemat konsumsi BBM adalah menggunakan bahan bakar yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Saat ini bisa dipastikan bahwa hampir seluruh APM mensyaratkan bensin dengan nilai oktan minimal 90. Artinya, mobil Anda yang menggunakan bensin butuh BBM dengan nilai oktan minimal 92, atau yang masuk dalam kategori BBM non subsidi.
BBM yang sesuai kebutuhan mesin membuat proses pembakaran dapat berlangsung lebih optimal, bahkan sempurna. Ledakan tenaga besar membuat Anda tidak perlu menekan pedal gas lebih dalam karena mesin selalu dalam performa terbaiknya. Ending-nya adalah konsumsi BBM irit dan usia pakai komponen bergerak di dalam mesin yang lebih panjang.
Hal serupa juga dapat diterapkan pada mesin diesel. Syaratnya adalah Anda harus mengetahui nilai cetane minimal yang direkomendasikan oleh produsen mobil Anda.
sumber: autobild.co.id
Terima Kasih Atas Kunjungan nya ke Website Anzon Toyota Tambun silahkan isi komentar anda.