Musim penghujan bisa jadi momok bagi pemilik mobil. Bukan sekadar menghadapi guyuran air hujan, genangan air juga memberi dampak kepada kendaraan.
Ya, tidak hanya guyuran, genangan air bisa berakibat kurang baik pada mobil karena berpotensi menimbulkan karat. Mobil pun memiliki risiko karat cukup besar.
Meski seluruh produsen mobil telah melapisi produknya dengan cairan antikarat dan cat, tapi kelembaban udara, cipratan air hujan, lumpur, benturan atau gesekan dengan benda lain menyebabkan lapisan pelindung terkelupas. Sementara karat timbul akibat reaksi oksidasi antara material metal dengan oksigen. Nah, rusaknya pelindung metal itu dapat mempercepat proses korosi dan menjalarnya karat.
Jadi, selama material metal terlindungi oleh cat atau lapisan antikarat di atasnya, maka proses oksidasi akan sulit terjadi.
Karat bisa diibaratkan kanker yang siap menjalar bila tak tertangani dengan tepat. Maklum karat diakibatkan proses antara logam (Fe) bersinggungan dengan udara (O2) atau air (H2O) bereaksi menjadi karat (Fe2O3).
Untuk itu tindakan pencegahan menjadi langkah logis untuk hal ini.
Apalagi karat bisa dicegah sedini mungkin. Idealnya, mobil baru sudah dibekali antikarat. Tidak hanya untuk langkah pencegahan, upaya peredaman akustik dalam kabin juga bisa didapat.
“Idealnya, pemberian antikarat ini dilakukan saat mobil baru. Kami menjamin hingga 6 tahun dan tiap tahun dilakukan pengecekan,” jelas Robert dari Bengkel Rust T.
Faktor Eksternal
Kembali ke soal karat, umumnya terjadi akibat faktor eksternal. Tidak hanya mobil baru, mobil konvensional pun bisa didera risiko ini.
Apalagi, kondisi ini diperparah dengan faktor cuaca, musim hujan yang menggelayut di sebagian wilayah Indonesia.
Semisal, pada panel yang terserempet atau terantuk kerikil dari jalan. Luka atau goresan yang tersisa punya potensi timbulnya korosi ini. Artinya bila "luka" itu dibiarkan, terbuka kesempatan proses oksidasi berlangsung.
Selain itu, cipratan kotoran burung pun punya andil merusak permukaan cat dan bodi bila diabaikan penanganannya. Pun demikian faktor abai pada kotoran atau lumpur yang melekat di bagian kolong kendaraan. Bila tak segera dibersihkan, maka proses oksidasi dapat terjadi melalui kandungan oksigen yang menyusup melalui pori-pori cat.
Belum lagi iklim, tingkat kelembaban, dan lingkungan korosif (pantai) merupakan faktor potensial tumbuhnya karat di mobil. Jadi, selain memperlambat, perawatan yang benar menjadi langkah antisipasi untuk meredam bahaya karat.
![]() |
![]() |
Langkah antisipasi timbulnya karat mesti dilakukan sejak mobil masih baru | Perhatikan seksama potensi karat di setiap sudut mobil |
Area Favorit Karat
Eksterior mobil memang area yang paling rentan diserang karat meski sudah diberi antikarat. Terlebih jika area itu terkena benturan yang menimbulkan luka. Nah, kami kumpulkan 8 area favorit di bodi mobil yang kerap muncul karat.
Selain area yang kerap diserang karat, beberapa penyebab lain timbulnya karat juga perlu diwaspadai.
• Bekas luka atau tabrakan
Ini dia bahaya laten karat di mobil Anda. Bila abai pada bekas luka baik akibat bergesekan atau tabrakan, potensi karat terbuka lebar. Untuk itu, sebaiknya segera ditangani secara benar untuk menekan risiko munculnya karat.
• Bekas pengelasan
Bekas pengelasan juga bisa berbuntut karat. Pasalnya bahan las karbit yang buruk bisa berpotensi menimbulkan karat.
• Bekas aksesori
Umumnya, terjadi bila langkah pelepasan aksesori dilakukan tidak tepat. Umumnya, suka meninggalkan luka di permukaan panel, maka karat pun dengan mudah timbul.
sumber:autobild.co.id
2 komentar
makasih gan infonya
@Dwi Nova Wirahmansama sama gan,terima kasih atas kunjungannya ke blog anzon toyota tambun
Terima Kasih Atas Kunjungan nya ke Website Anzon Toyota Tambun silahkan isi komentar anda.